Perkembangan pembangunan yang pesat sangat
berpengaruh terhadap hajat hidup orang banyak dan kepentingan negara, Arus
globalisasi informasi terhadap aspek ipoleksosbud berdampak negatif dapat mengakibatkan bencana kemanusiaan dan pembangunan, kekacauan
transportasi dan komunikasi sampai terganggunya penyelenggaraan pemerintahan.
Secara khusus, akan ditunjukkan bahwa strategi pro aktif policing ( Perpolisian yang proaktif ), sebagai salah satu
dari pelaksanaan fungsi kepolisian akan sangat efektif memberikan kontribusi
dalam melakukan aktualisasi dan internalisasi nilai-nilai Pancasila guna
mewujudkan dan meningkatkan kepedulian warga bangsa akan pentingnya menciptakan
kondisi aman dan damai, yang dibutuhkan dalam mengawal Pembangunan Nasional dan
dalam rangka memperkokoh Ketahanan Nasional.
Guna mencegah dan mengantisipasi terjadinya gangguan Kamtibmas yang mungkin timbul
diperlukan upaya nyata baik secara
langsung maupun tidak langsung oleh Polri
secara profesional dengan cara meningkatkan keaktifan Polri ditengah –
tengah masyarakat.
Program Terobosan Kreatif Proaktif Policing
yang dikembangkan di Satuan Sabhara Polres Pontianak mengambil tema “ WAK ANDER “ yaitu kegiatan Patroli rutin yang ditingkatkan
dengan cara menyentuh masyarakat secara langsung untuk merubah image buruk masyarakat terhadap Polri.
Polres Pontianak adalah salah satu Polres di
Kalimantan Barat , yang berada di jalur Pantai Utara Kalimantan Barat, dimana penduduknya mayoritas suku
melayu dengan penggunaan bahasa ibu adalah bahasa melayu yang kental dan Khas yang ditunjukkan dengan
akhir kata menggunakan huruf E. Contoh :
‘ Mengapa ‘ menjadi ‘ mengape’, ‘Kami’ menjadi ‘kame’
Mayoritas mata pencaharian petani dan nelayan,
dengan iklim panas dengan curah hujan yang tinggi. Satu kebiasaan jika para petani / nelayan
tidak bekerja mereka menunggu waktu dengan cara bersilahturohim sesama warga sambil “ Ngobrol saling bercerita tentang pengalaman dan bersenda gurau alias behander “.
Saat mereka ngobrol dan
berkelakar terkadang disertai akan
diselingi dengan ungkapan yang bernada mengundang kelucuan, saling sakat menyakat dengan lawan bicara
serta yang hadir bisa tertawa membuat suasana menjadi akrab.
Mereka yang memiliki kebiasaan seperti tersebut
diatas sering disebut “ WAK ANDER “,
jadi arti Wak Ander “ berarti Bapak
tukang ngobrol, dengan logat khas “
Wak " “ k” nya tidak diucapkan, ANDER, “
R “ nya dengan suara lidah begetar dan bekarat.
Program “ Wak Ander “
dengan harapan kehadiran anggota Polri mampu menyentuh
hati masyarakat , diterima dan dapat benar benar memberikan rasa aman ditengah masyarakat.
" KALO TAK ANDER, BUKAN ORANG MEMPAWAH NAMENYE "